Istilah kaum milenial memang sering kita dengar. Tapi sudah tahu belum nih siapa saja sih yang masuk dalam kategori milenial? Kaum milenial atau biasa juga disebut sebagai generasi Y merupakan mereka yang lahir diantara tahun 1980 sampai 2000.
Kaum milenial memang kerap dikenal sebagai mereka yang paling cepat belajar tapi meski sedikit malas. Kenapa malas? Karena mereka dibesarkan di zaman yang penuh dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini.
Secara gak langsung, pandangan keuangan mereka pun berbeda dengan generasi sebelumnya. Gak sedikit lho di antara mereka yang kurang cakap dalam mengatur keuangan.
Kesalahan dalam pengaturan keuangan itu juga berkaitan dengan pola pikir mereka. Jika kamu seorang milenial, pastikan deh kalau kamu gak melakukan lima kesalahan finansial ini.
1. Gak melakukan perencanaan keuangan bulanan dengan baik


Setelah mendapat penghasilan atau gajian, kaum milenial biasanya gak langsung membuat perencanaan keuangan dengan baik. Alhasil, mereka sering besar pasak daripada tiang. Dan pengeluaran mereka banyak dialokasikan untuk membeli sesuatu yang mereka sukai.
Makanya sering muncul istilah “tanggal tua”. Istilah itu mengacu pada kondisi keuangan yang buruk di pertengahan bulan.
Bagi generasi milenial, menabung akan dilakukan saat mereka punya sisa uang. Tapi kenyataannya, penghasilannya ludes begitu saja.
2. Gaya hidup nomor satu
Ketimbang menabung, mayoritas generasi milenial lebih mengedepankan gaya hidup. Mereka cenderung suka bersosialisasi, seperti menyeruput kopi yang harganya lebih mahal dari seporsi makanan di warteg bersama teman.
Selain itu, mereka pun mudah tergoda membeli suatu produk yang banyak digunakan orang. Sebut saja seperti gadget terbaru, tas, sepatu, atau apa pun yang sebenarnya gak sesuai dengan kondisi keuangan mereka.
3. Utang untuk hal konsumtif
Mengingat gaya hidup adalah yang nomor satu, maka kaum milenial pun bisa nekat mengambil tindakan apapun demi menyelamatkan gaya hidup. Ini termasuk pinjam duit alias ngutang buat hal-hal yang bersifat konsumtif.


Banyak dari mereka yang justru menyalahgunakan fungsi kartu kredit. Contohnya seperti makan di restoran mewah dan fancy saat tabungan lagi tiris. Urusan tagihan ya dipikirkan bulan depan saja.
Beberapa di antaranya juga bela-belain kredit mobil atau motor, padahal transportasi umum masih bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, salah satu masalah yang berpotensi dialami di masa depan untuk generasi ini adalah terlilit utang.
4. Kurang memikirkan keamanan keuangan
Soal dana darurat, kaum milenial juga kurang peka. Yang ada di pikiran mereka umumnya adalah mencari duit sebanyak-banyaknya.
Sebagian besar dari mereka pun tergoda bergabung dalam program investasi yang berisiko, termasuk investasi bodong.
Lewat kegagalan itu, gak sedikit pula dari mereka yang jadi takut dengan investasi. Padahal, investasi yang baik bisa menjadi bekal menikmati hidup di masa tua.
5. Kurang memikirkan keuangan jangka panjang
Kaum milenial selalu terikat dengan kata mutiara “let it flow” yang artinya “biarkan sajalah (hal itu terjadi)”. Biasanya kata mutiara itu diucapkan ketika mereka habis kena masalah, untuk menghibur diri dan tetap menikmati hidup.


Slogan lain yang sering digaungkan mungkin adalah “YOLO (You Only Live Once)” atau “kamu cuma hidup sekali”. Jadi gak salah menikmati hidup jor-joran saat muda, ketimbang menyesal di kemudian hari.
Meski demikian, mereka juga sadar bahwa kebutuhan hidup bakal meningkat di masa depan. Belum lagi ada inflasi dan lainnya.
Bila kamu tergolong sebagai kaum milenial, hindarilah lima pola pikir dan kebiasaan di atas. Jadilah representasi kaum milenial yang baik dengan selalu berinovasi dan pandai dalam hal perencanaan keuangan.
Manfaatkanlah teknologi untuk mempermudahmu dalam merencanakan keuangan. Mulai dari menabung, investasi, dan lainnya.
Yang terkait artikel ini:
[Baca: Tanpa Sadar, 5 Kebiasaan Ini Bisa Menggerogoti Keuanganmu dalam Jangka Panjang]
[Baca: Ini Nih 7 Kebiasaan Generasi Milenial yang Membuai dan Harus Dihindari]
[Baca: Di Era Digital, Punya Kartu Kredit Bisa Makin Untung. Ini Buktinya]